Kampusku di Musim Semi [Hidup di Negeri Orang - Pakistan (6)]


Tidak seperti Indonesia yang memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, di Pakistan terdapat empat musim yaitu musim semi (spring), musim panas (summer), musim gugur (fall/ autumn), dan musim dingin (winter). Walaupun bagi kita orang Indonesia musim panas dan musim dingin di sini suhunya cukup ekstrim, tapi tentu tidak se-ekstrim musim dingin di daratan Eropa, bahkan tidak juga seperti di Jepang atau Korea yang mengalami salju. Di Pakistan, atau mudahnya di Islamabad, kalau mau melihat salju maka perlu pergi ke dataran yang lebih tinggi yang perjalanannya sekitar 2,5 - 3 jam agak ke utara seperti Muree, Ayubiya, Patriata, Nathia Gali, dan sebagainya. Pun musim panasnya bisa membuat kepala nyutnyutan karena udara dan suhu tinggi yang sangat 'berasa'.

Yang nyaman ya.. saat-saat sekarang ini, musim semi, ada panas dan ada angin semilir yang segar. Duduk-duduk di taman di bawah pohon rindang merupakan 'sesuatu' banget. Apalagi ditambah dengan buku, alunan mp3, sekedar snack, dan minuman, serta kekasih hati yang menemani, makin 'sesuatu' banget pokoknya.

Beberapa hari dan pekan belakangan, kampus kami disibukkan dengan kegiatan Culture Week yang memang dilaksanakan setiap tahun di musim semi. Dan beberapa hari belakangan banyak kelas dibatalkan. Bahkan hari inipun suasana libur kuliah masih terasa. Sejak pagi, aku sudah bersiap-siap untuk berangkat kuliah karena khawatir ada kelas. Persiapan Aqila, sarapan, dan persiapan diri sendiri. Begitu sampai di kampus, eng ing eng... sepi sekali. Begitu menyimpan Aqila di day care, hanya ada sedikit bayi milik pegawai kampus, tidak seramai biasanya. Kelas tempat kuliah pagi biasanya diadakan pun ternyata kosong melompong, sampah bekas even kemarin masih ada di dalamnya. Akhirnya kutunggu jam ke dua dan kunikmati taman depan kampus.



Baru hari ini aku menyempatkan menikmati taman yang baru dirapikan. Perapihan ini selain karena musim semi, juga karena adanya presiden universitas yang baru. Dengan adanya presiden universitas yang baru, pembenahan dilakukan di mana-mana. Secara struktural organisasi maupun secara fisik. Tak usahlah membahas perubahan struktural di sini, secara fisik saja, karpet musholla yang diperbaharui, tembok-tembok yang catnya dirapikan, taman yang dipercantik dengan bangku taman baru dan tempat sampah baru.

Berhubung aku bawa kamera dan suasana yang sepi, jadi deh aku jeprat jepret sana sini sekenanya untuk menggambarkan betapa nyamannya kampus hari ini. Sepi, panas matahari pagi, dan sedikit angin semilir. :D



Di sebelah timur Fatimah block masih ada permainan hiburan untuk mahasiswi: pontang panting, ferris wheel, dan carousel (bahasa Indonesianya lupa). Walaupun yang menaiki tidak sebanyak hari-hari sebelumnya, tapi semua masih dioperasikan. Di lapangan seberangnya terlihat para chacha (paman) sedang membenahi kursi-kursi dan meja-meja yang dua hari sebelumnya digunakan untuk food stalls. Selebihnya di depan Fatimah block dan di sebelah barat, semua masih terlihat sama, akan tetapi lebih cerah karena bunga-bunga, cat baru dan suasana taman yang baru.

Tidak lupa ada boneka yang sedang mendorong kereta mini berisi tanaman. Awalnya, aku pikir kenapa ini pot ditumpuk-tumpuk, begitu diperhatikan, aku jadi tersenyum geli, ternyata ini ceritanya 'orang' ya...? :D Nice...

Setelah kurang-lebih setengah jam nongkrong di taman yang baru, ditemani sebuah buku (kuliah) yang 'enak' dibaca, aku memutuskan untuk berangkat ke kelas kuliah jam ke dua, yang ternyata... kosong juga... Jadi aku pun memutuskan untuk pulang setelah sebelumnya mampir ke Book Fair sederhana di musholla block C dan menjemput Aqila.

Well, itu saja sebenarnya yang ingin ditulis. Sekaligus ingin berbagi gambaran sudut kampus IIU Islamabad hari ini.


Islamabad, 29 Maret 2013

Ahyani Billah

Comments

Post a Comment